Sejarah
melekat pada tiap benda, tiap diri makhluk baik yang hidup dan tidak hidup,
tiap fenomena di alam raya ini. Karena semua hal tersebut memiliki riwayat,
asal usul yang menyangkut proses, peristiwa dan waktu.
P.K.
poerwantana (1987:9) mengemukakan bahwa: “Sejarah adalah gambaran tentang
peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah,
meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah
dimengerti dan dipahami. Sedangkan Sartono Kartodirjo (1992:59) secara singkat
mengonsepkan “Sejarah sebagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa
lampau”. Berdasarkan konsep diatas kunci dari pengertian sejarah terletak pada
masa lampau baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa
lampau.
Suatu peristiwa
ataupun pengalaman hidup di masa lampau tidak dapat diulang kembali. Namun,
dengan menerapkan suatu metode, peristiwa atau pengalaman tersebut dapat
direkonstruksi, disusun kembali. Secara murni, tentu saja hasil rekonstruksi
itu bukan duplikat sebagaimana aslinya, namun paling tidak secara mencolok
menyerupai aslinya.
Sejarah
sebagai ilmu sosial memiliki konsep-konsep dasar, antara lain:
1.
Waktu
2.
Dokumen
3.
Alur peristiwa
4.
Kronologi
5.
Peta
6.
Tahap-tahap peradaban
7.
Ruang
8.
Evolusi
9.
Revolusi.